Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Dari Limbah Jadi Berkah: UNU Blitar Bangun Kemandirian Pangan dan SDM Digital di Sumberasri

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

04 - Nov - 2025, 12:47

Placeholder
Foto bersama tim dosen dan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar dengan perangkat desa, Kelompok Tani, dan Karang Taruna Desa Sumberasri usai kegiatan pembukaan program transformasi limbah organik menuju kemandirian pangan dan penguatan SDM digital. (Foto: Ist)

JATIMTIMES – Di tangan akademisi muda Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar, limbah bukan lagi sisa, melainkan sumber daya. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Mahasiswa Berdampak tahun 2025, kampus ini membuktikan bahwa perubahan bisa berawal dari hal sederhana: memanfaatkan limbah organik untuk membangun kemandirian pangan dan memperkuat sumber daya manusia digital di pedesaan.

Program bertajuk “Transformasi Limbah Organik Menuju Kemandirian Pangan Berbasis Kearifan Lokal dan Penguatan SDM Digital bagi Kelompok Tani dan Karang Taruna” itu resmi dimulai pada 3 Oktober 2025. Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, dipilih sebagai mitra utama. 

Baca Juga : Kolaborasi Perwosi-Perbasi Surabaya Gelar Kejurkot Basket 2025, Gerakan Ekonomi Rakyat dan UMKM

Bukan tanpa alasan, desa ini memiliki potensi alam yang besar sekaligus tantangan nyata dalam pengelolaan limbah dan penguatan kapasitas teknologi warganya.

Ketua pelaksana kegiatan, Lestariningsih, S.Pt., M.P., menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata dari Tridharma Perguruan Tinggi yang dihidupkan dengan pendekatan lintas disiplin. Ia menilai, perguruan tinggi bukan sekadar menara gading, tetapi juga laboratorium sosial yang berinteraksi langsung dengan masyarakat.

 “Melalui program ini, kami tidak hanya membantu petani mengatasi masalah limbah dan pupuk, tetapi juga menyiapkan generasi muda desa agar siap menghadapi era digital,” ujarnya.

Di bawah koordinasinya, kegiatan ini menjadi arena kolaborasi tiga bidang ilmu: peternakan, ilmu komputer, dan pendidikan bahasa Inggris. Tim dosen terdiri dari Lestariningsih (Peternakan), Fatra Nonggala Putra, S.Pd., M.Kom. (Ilmu Komputer), dan Ahmad Saifudin, M.Pd. (Pendidikan Bahasa Inggris). Kolaborasi tersebut diperkuat oleh dua puluh mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNU Blitar yang menjadi motor lapangan.

Sebelum program dimulai, tim UNU Blitar terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan (need analysis) bersama Pemerintah Desa, Kelompok Tani, dan Karang Taruna. Hasil kajian itu menyoroti dua isu strategis yang muncul ke permukaan, yakni potensi limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal serta kebutuhan mendesak akan peningkatan literasi digital. 

Dari sinilah dua pilar utama program kemudian dibentuk, yaitu kemandirian pangan dan penguatan sumber daya manusia digital.

Kegiatan pembukaan pada awal Oktober disambut hangat oleh warga. Dalam sesi penyuluhan awal, para dosen dan mahasiswa memperkenalkan konsep pertanian berkelanjutan serta pemanfaatan limbah organik sebagai sumber daya. Warga diajak memahami bahwa limbah dapur, sisa ternak, dan dedaunan bukan sekadar buangan, melainkan bahan baku bernilai ekonomi jika dikelola dengan baik.

Pilar pertama, kemandirian pangan berbasis teknologi, diwujudkan melalui pelatihan pembuatan pupuk organik dan penerapan fermentor berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi ini mempercepat dan menstandarkan proses fermentasi, sehingga waktu produksi lebih singkat dan kualitas pupuk lebih terjamin. Dengan alat sederhana namun berbasis data digital, petani Sumberasri kini bisa memantau suhu, kelembapan, hingga tingkat kematangan pupuk secara otomatis.

Fatra Nonggala Putra menjelaskan bahwa pendekatan teknologi semacam ini menjadi cara efektif untuk menjembatani dunia akademik dan praktik lapangan.

 “Kami ingin teknologi terasa membumi. IoT tidak harus rumit, tetapi fungsional, efisien, dan bisa dioperasikan oleh masyarakat desa,” katanya.

Sementara pilar kedua, penguatan SDM digital dan organisasi, difokuskan pada pelatihan pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Organisasi (SIMO). Melalui sistem ini, Karang Taruna dilatih untuk mengelola data administrasi dan laporan kegiatan secara digital. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat tata kelola organisasi desa agar lebih transparan dan efisien.

Baca Juga : Penasihat Hukum Soroti Pelanggaran Prosedur Hukum dalam Penangkapan dan Penetapan Pegiat Literasi Kediri

Ahmad Saifudin menilai, digitalisasi di tingkat akar rumput bukan sekadar soal kemampuan mengoperasikan komputer atau ponsel pintar. “Lebih dari itu, ini tentang perubahan budaya kerja. Tentang bagaimana organisasi di desa mulai berpikir berbasis data dan efisiensi,” ujarnya menegaskan.

Selama program berjalan hingga Desember 2025, tim UNU Blitar akan melakukan pendampingan intensif. Setiap sesi pelatihan diakhiri dengan praktik langsung, evaluasi, dan penguatan kelembagaan mitra. Pendekatan partisipatif ini membuat masyarakat tidak sekadar menjadi penerima manfaat, tetapi juga mitra aktif dalam proses pembelajaran.

UNU

Dari sisi pemerintahan desa, dukungan datang penuh. Hendrik, Sekretaris Desa Sumberasri, menyampaikan apresiasi tinggi kepada UNU Blitar. Ia menilai, program semacam ini mampu mengubah wajah pembangunan desa dari sekadar proyek menjadi proses pemberdayaan.

 “Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini. Desa Sumberasri selalu terbuka untuk riset dan pengabdian kampus yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat,” tuturnya.

Program PKM ini didanai oleh Direktorat Pembelajaran dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) melalui kontrak nomor 015/LL7/DT.05.00/PM-BEM/2025 dan 042/UNU-BLT/LPPM/K-PKM_BEM/IX/2025. Dukungan pendanaan ini menunjukkan kepercayaan institusional terhadap UNU Blitar dalam mengimplementasikan pengabdian yang berdampak nyata di tingkat lokal.

Lebih jauh, program ini juga menjadi ruang belajar bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana ilmu pengetahuan bekerja di tengah masyarakat. Mereka belajar bahwa pengabdian bukan sekadar tugas akademik, melainkan praktik kemanusiaan yang menuntut empati, inovasi, dan keberlanjutan.

Di akhir wawancara, Lestariningsih menegaskan kembali semangat utama kegiatan ini: membangun desa dari bawah, dengan ilmu, teknologi, dan kolaborasi. Ia percaya, perubahan yang paling berarti selalu berawal dari komunitas yang diberdayakan. “Kami ingin membuktikan bahwa kampus bisa menjadi motor perubahan sosial, dan Sumberasri adalah buktinya,” ucapnya.

Dari limbah yang dulunya tak berguna, lahirlah harapan baru. Di tangan para dosen dan mahasiswa UNU Blitar, Desa Sumberasri kini menapaki jalan menuju kemandirian pangan dan kesiapan digital. Sebuah langkah kecil yang mengandung pesan besar: bahwa pembangunan sejati dimulai dari pengetahuan yang memberi daya pada manusia dan lingkungannya.

 


Topik

Pemerintahan unu blitar limbah sdm digital



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Ponorogo Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana

Pemerintahan

Artikel terkait di Pemerintahan