Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Wali Kota Mas Ibin Turun ke Lapangan: Susuri Sungai, Menata Strategi Penanganan Banjir Kota Blitar

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

29 - Oct - 2025, 13:51

Placeholder
Wali Kota Blitar Mas Ibin bersama Kepala Dinas PUPR Erna Santi meninjau lokasi longsor di area IPAL Komunal Karangsari untuk memastikan langkah penanganan segera dilakukan. (Foto: Aunur Rofiq/JatimTIMES)

JATIMTIMES — Di bawah langit mendung Rabu pagi (29/10/2025), Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin, tampak menyusuri tepian sungai di kawasan Jalan Palem, selatan Terminal Patria. Berpakaian dinas putih, ia berdiri di tepi tembok penahan air, memperhatikan aliran sungai yang menjadi langganan luapan setiap musim hujan.

Beberapa pejabat dari Dinas PUPR Kota Blitar dan BPBD turut mendampingi. Di antara mereka, Kepala Dinas PUPR Erna Santi terlihat mencatat beberapa hal di buku kecil, sementara staf teknis menunjukkan arah aliran sungai ke utara. Warga sekitar berhenti sejenak untuk menyaksikan rombongan pejabat kota yang turun langsung meninjau genangan.

Baca Juga : Hari Mbrebet Nasional Ramai di Jatim, Pertamina Minta Maaf dan Buka 17 Posko Aduan

“Sudah tiga tahun ini sungai di sini meluap setiap musim hujan.Biasanya hanya satu sampai dua jam surut, tapi tetap saja perlu perhatian khusus,” kata Mas Ibin usai meninjau.

Menurutnya, kawasan Jalan Palem dan Plosokerep memang berada dalam satu sistem aliran air yang saling terhubung. Jika debit di hulu meningkat, wilayah tersebut menjadi titik akhir yang menerima beban luapan terbesar. Karena itu, penanganan banjir di kawasan ini tidak bisa dilakukan secara parsial.

Jl palem

Menelusuri Akar Masalah dari Hulu

Mas Ibin menjelaskan bahwa Pemkot Blitar sudah melakukan survei di sejumlah aliran air bagian hulu sejak empat bulan lalu. Salah satu titik penting adalah wilayah Jatimalang, tempat sudetan aliran sungai telah dibuat untuk mengarahkan sebagian air ke Kali Lahar, agar debit air yang turun ke kota berkurang.

“Sudetan di Jatimalang itu sudah berjalan, tapi belum maksimal.Kami masih mencari solusi tambahan, termasuk kemungkinan membuat sudetan lagi di atas Plosokerep agar aliran air bisa terbagi ke beberapa arah sungai yang lebih aman," ujarnya. 

Ia menyadari bahwa opsi memperlebar sungai di kawasan padat seperti Plosokerep sulit dilakukan. Ruang sempit dan kepadatan permukiman membuat proyek fisik besar tidak memungkinkan tanpa dampak sosial. Karena itu, strategi Pemkot kini lebih menitikberatkan pada pengendalian debit air di hulu dan optimalisasi jalur pembuangan.

“Saya sudah minta Bu Kadis PUPR untuk bekerja cepat menentukan langkah-langkah teknis. Harapannya bisa dianggarkan di 2026.Kalau nanti membutuhkan biaya besar, ya kami akan minta bantuan ke provinsi atau pusat. Meski anggaran kita minim, kami tetap berusaha maksimal,” kata Mas Ibin. 

Menata Drainase, Menjaga Daya Serap Kota

Peninjauan di Jalan Palem itu bukan sekadar sidak biasa. Pemerintah Kota Blitar tengah memetakan rencana besar pengendalian genangan air di sejumlah titik rawan. Dalam jangka pendek, beberapa sudetan sudah dikerjakan melalui APBD Perubahan 2025, sedangkan program reguler akan dilanjutkan tahun depan.

“Sudetan di sekitar Jatimalang itu dari anggaran APBD perubahan.Titiknya masih satu, tapi nanti akan ditambah agar debit air yang masuk ke kota berkurang. Rencananya, penambahan ini akan dimasukkan dalam anggaran 2026," jelas Kepala Dinas PUPR Kota Blitar, Erna Santi.

Selain itu, Dinas PUPR Kota Blitar juga bekerja sama dengan PT KAI untuk menangani titik genangan di Koplakan, kawasan utara Swalayan Mustika. Di lokasi ini, air dari utara sering tertahan karena saluran pembuangan di bawah rel kereta tidak berfungsi optimal.

“Kami sudah koordinasi dengan PT KAI. Mereka akan membersihkan gorong-gorong di bawah rel, dan kami melanjutkan pembangunan saluran ke arah selatan.Dengan begitu, air dari utara bisa menembus bawah rel dan langsung ke saluran utama di selatan,” ujar Erna. 

Proyek kolaboratif ini menggunakan dana sekitar Rp 300 juta dari APBD Perubahan 2025. Sementara di kawasan Jalan Kali Brantas, normalisasi sungai dilakukan melalui APBD murni.

Sidak Kedua: Meninjau IPAL Komunal Karangsari

Dari Jalan Palem, rombongan Wali Kota bergerak menuju IPAL Komunal Karangsari di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, yang sebelumnya mengalami longsor pada bagian talud akibat hujan deras. Mas Ibin ingin memastikan penanganan sementara yang dilakukan Dinas PUPR berjalan aman dan efektif.

“Di Karangsari ini ada IPAL komunal yang masuk kategori PSU.Taludnya memang longsor, jadi untuk sementara kami tangani dulu dari pemeliharaan dinas agar kondisinya aman,” kata Erna Santi. 

Mas Ibin menegaskan bahwa penataan sistem sanitasi dan limbah tidak kalah penting dari pembangunan fisik sungai. Menurutnya, pengelolaan limbah yang baik akan membantu mengurangi beban pencemaran di aliran sungai kota.

“Saya sudah minta mulai dibuat perencanaan untuk pengelolaan limbah bersama.Pemerintah bisa memfasilitasi, tapi para pelaku usaha juga wajib mengelola limbahnya sendiri agar tidak dibuang ke sungai. Ini sudah berlangsung sejak 1980-an, jadi sudah saatnya kita ubah,” ujarnya.

IPAL

Pendekatan Bertahap, Hasil Berkelanjutan

Pemkot Blitar tidak menutup mata bahwa penanganan banjir memerlukan biaya besar dan waktu panjang. Dengan kondisi fiskal yang terbatas, strategi yang diambil adalah bertahap namun berkesinambungan.

“Sekarang yang paling penting itu mengatur debit di hulu dan memastikan saluran bawah kota berfungsi baik.Di bawah ini sudah mulai banyak yang kami keruk, seperti di Kali Miri dan Kali Bacin, termasuk normalisasi di kawasan Taman Kehati," ujar Mas Ibin. 

Baca Juga : Bocah 5 Tahun di Jombang yang Hilang di Sungai Ditemukan Tewas

Beberapa proyek tambahan juga dilakukan dengan skema APBD Perubahan (PAK) 2025, bernilai hampir Rp 20 miliar. Dari jumlah itu, sekitar Rp 10 miliar diarahkan untuk drainase dan tata kelola kota.

“Memang belum bisa semua fokus ke banjir karena ada banyak aspirasi dari kelurahan dan DPRD.Tapi setidaknya kita mulai dulu dari titik-titik prioritas. Banjir ini kan bukan cuma masalah infrastruktur, tapi juga tata kelola kota dan perilaku masyarakat," terang Mas Ibin.

Ia menambahkan bahwa penataan kawasan kota harus mempertimbangkan kondisi sosial dan daya serap lingkungan. Karena itu, Pemkot tidak hanya memperbaiki saluran, tetapi juga memperluas ruang resapan dan memelihara kebersihan sungai.

Sinergi dan Prioritas Sosial

Di tengah keterbatasan fiskal, Pemkot Blitar berusaha menjaga keseimbangan antara pembangunan fisik dan program sosial. Mas Ibin mencontohkan, dalam perubahan anggaran (PAK) 2025, bantuan sosial Program Rastrada Non-Tunai justru ditambah, bukan dikurangi.

“Banyak yang mengira PAK itu memangkas bantuan sosial, padahal tidak. Justru kita tambah.Kita efisiensi di pos lain, tapi prioritas tetap di hal-hal yang menyentuh masyarakat langsung," tegasnya.

Ia menyebut, dari efisiensi itulah Pemkot bisa mengalokasikan anggaran tambahan untuk pengadaan mobil jenazah.

“Sejak awal saya menjabat, sudah tiga unit mobil jenazah kami belikan untuk warga.Mestinya ada juga pembelian mobil kepala daerah, tapi tahun ini saya putuskan tidak perlu. Lebih penting beli mobil jenazah, karena manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” kata Mas Ibin. 

Membangun Kota yang Tangguh Air

Tangguh air

Program penanganan genangan dan banjir di Kota Blitar bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan bagian dari visi kota tangguh air, yakni kota yang mampu menata air sebagai sumber kehidupan, bukan sebagai ancaman musiman.

“Tujuan akhirnya bukan cuma bebas banjir.Tapi bagaimana kota ini punya sistem drainase yang sehat, air yang bisa dikelola, dan lingkungan yang bersih. Karena kita ini kota wisata dan kota pendidikan, tamu datang ke sini harus melihat kota yang rapi, bersih, dan aman dari genangan,” ujar Mas Ibin. 

Menjelang siang, setelah dua lokasi ditinjau, rombongan Wali Kota menutup kegiatan di Karangsari dengan evaluasi singkat. Beberapa petugas teknis menyampaikan laporan kondisi lapangan. Mas Ibin menekankan agar hasil sidak tidak berhenti di catatan, melainkan segera ditindaklanjuti dalam rencana kerja nyata.

“Jangan menunggu musim hujan baru bertindak.Kita harus bergerak sekarang, supaya ketika hujan deras datang, kota ini sudah siap,” ujarnya. 

Langkah-langkah kecil seperti normalisasi sungai, pembuatan sudetan, dan perbaikan talud mungkin terlihat sederhana, tapi dari situlah fondasi kota tangguh dibangun.

“Menangani banjir itu tidak cukup dengan alat berat.Yang dibutuhkan adalah kesungguhan dan kerja sama semua pihak,” kata Mas Ibin sambil tersenyum. 

Dengan semangat itu, Wali Kota Blitar kembali ke Balai Kota, meninggalkan tepian sungai yang masih beraroma tanah basah namun kini menyimpan harapan baru akan sebuah kota yang lebih siap menghadapi musim hujan.

 

 


Topik

Pemerintahan wali kota blitar mas ibin ipal komunitas pemkot blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Ponorogo Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana

Pemerintahan

Artikel terkait di Pemerintahan