JATIMTIMES - Pengasuh Pondok Pesantren Roudllotul Ibad Kaliawe Timur Kecamatan Papar Kabupaten Kediri, Bashorry Alwi atau yang akrab disapa Gus Bas, menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap pemberitaan Trans7 yang dinilai menyebarkan narasi kebencian terhadap santri. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Kediri sebagai tanggapan atas kontroversi tayangan yang tengah menjadi sorotan publik.
Gus Bas menegaskan bahwa pemberitaan tersebut telah melukai hati para santri dan ulama. Ia menilai narasi yang disampaikan merendahkan kemuliaan hubungan antara santri dan kyai.
Baca Juga : Pemkab Jember Gelar Pekan Festival Santri 2025 Peringati HSN, Simak Agendanya
“Sungguh ini membuat hati kami sakit. Bagaimana tidak sakit hati, karena ini bukan lagi masalah sepele. Marwah santri juga tergantung pada kemuliaan kyai,” ujar Gus Bas dengan nada kecewa.
Ia juga menyoroti narasi yang dianggap menyinggung soal amplop atau materi.
“Bener-bener terkait adanya berita yang mungkin dinilai menyebutkan dari terima kasih kepada teman-teman pers yang kita hormati. Rilis amplop ini bagi santri tidak ada harganya dibandingkan ilmu yang sudah diberikan kepada kita. Ibarat kata, al ilmu wahid ka alfi dirhamin alfiil amin, satu ilmu, satu huruf itu laksana satu juta dirham,” tegasnya.
Meskipun Trans7 telah menyampaikan permintaan maaf, sikap dari pihak pondok pesantren tetap tegas.
“Trans7 sudah minta maaf, dan kita sebagai kyai kita tetap memaafkan, tapi kita punya harapan lagi untuk ke depannya. Mohon maaf dari santri, karena sakit hati, mohon maaf tetap kita lanjutkan,” jelas Gus Bas.
Ia menambahkan bahwa langkah hukum akan tetap diambil. Pihaknya juga mendesak agar Presiden RI, Prabowo Subianto mengevaluasi izin siar stasiun televisi tersebut.
Baca Juga : PBNU Murka! Gus Yahya Ambil Langkah Hukum Soal Tayangan Trans7 yang Hina Pesantren
“Kita memohon kepada Presiden supaya Bapak Presiden ini tetap akan menonaktifkan izinnya Trans7. Nanti biar kuasa hukum dari teman-teman yang melaporkan itu tetap kita tindak lanjuti,” ujarnya.
Gus Bas mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah ulama dan berharap langkah ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.
“Makanya saya menemui teman-teman media untuk tindak lanjut perkara ini, berita yang sudah naik, menyesalkan itu semua,” pungkasnya.