Bangunan Liar dan Tumpukan Sampah, Dua Biang Banjir yang Dikejar Pemkot Malang

Reporter

Riski Wijaya

Editor

Dede Nana

08 - Dec - 2025, 04:23

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.(Foto: Istimewa).

JATIMTIMES - Upaya penanganan banjir di Kota Malang kembali mengerucut pada dua persoalan klasik. Yakni bangunan liar di atas saluran air dan tumpukan sampah yang menyumbat drainase. 

Hal ini kembali ditegaskan Wali Kota Malang Wahyu Hidayat usai melakukan serangkaian inspeksi ke kawasan rawan genangan belum lama ini. Salah satu titik yang disorot adalah kawasan Purwodadi.

Baca Juga : Wali Kota Eri Lantik Tim Pembina Pos Pelayanan Terpadu, Integrasikan Posyandu dengan "Kampung Pancasila"

Di lokasi tersebut, terdapat bangunan yang berdiri di atas saluran air dan bahkan telah bertahan lebih dari 30 tahun. Bangunan itu berdiri di atas tanah milik PT KAI, dan konstruksinya menyebabkan kerusakan pada saluran hingga ambrol di bagian bawah.

“Pembangunan di atas saluran ini sudah 30 tahun. Dan baru sekarang kita bisa mulai menangani. Mereka sendiri akhirnya kena dampaknya,” jelas Wahyu.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemkot Malang menggerakkan Satpol PP dan DPUPRPKP melakukan pendataan dan penertiban. Pembongkaran akan dilakukan bertahap, terutama pada bangunan yang terbukti mengganggu aliran air dan membahayakan struktur di sekitarnya.

“Kondisinya tidak bisa dibiarkan lagi. Semua akan ditertibkan satu per satu,” tegas Wahyu.

Selain bangunan liar, persoalan sampah juga turut memperparah kondisi di sejumlah titik. Saat sidak di kawasan Dinoyo, Mojolangu, hingga sekitar Dieng, Wali Kota melihat langsung tumpukan sampah yang menyumbat saluran. Mulai dari sampah rumah tangga hingga barang besar. Seperti kasur yang ikut terseret arus.

“Drainase sudah dibuat, saluran sudah disesuaikan volumenya. Tapi tumpukan sampah di mana-mana. Bahkan ada kasur yang ikut terbawa,” kata Wahyu.

Baca Juga : Pemkot Blitar Teguhkan Kota Toleran: 167 Guru Minggu Gereja Terima Natura dan Apresiasi dari Wali Kota Mas Ibin

Hasil sidak menunjukkan besarnya volume sampah yang harus diangkut petugas. Di Dinoyo saja, sampah hingga sebanyak empat truk dikeluarkan dari dalam saluran.

Sementara di dekat Bukit Griya, tim menemukan tumpukan sampah setara satu setengah truk. Pemkot kini menyiapkan langkah percepatan dengan mengerahkan Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, dan DPUPRPKP untuk melakukan normalisasi di titik-titik kritis tersebut.

“Ini mendesak. Kalau sampah tidak dikendalikan, saluran apa pun tetap akan memicu banjir,” pungkas Wahyu.